Memulai Menulis

memulai menulis

Bingung juga mau nulis apa, tapi mulai saja dulu yakaaan :) Mulai dengan ke’random’an. Disclaimer dulu karena tulisan ini bisa jadi unfaedah buat kamu. Jadi boleh lanjut dibaca atau berhenti di sini, it’s your choice. Daripada isinya cuma ‘Lorem Ipsum’, mari isi dengan corat coret ngalor ngidul. Let’s goo…

2013 Saat Pertama Kali Bekerja

Sebenarnya bukan yang pertama kali, karena 2011, sudah kerja magang di toko elektronik di Bandung, dulu namanya CIA Computer. Ingat betul, pertama kali makan Nasi Padang hasil dari kerja di toko tersebut.

Seingat saya, akhir maret 2013 itu adalah bulan pertama, ketika saya makan dengan hasil kerja (baca: gaji) saya sebagai Administrator Maintenance Content di perusahaan Konsultan Digital, di Selatan Jakarta, Bintaro Sektor 9. Meskipun gajinya waktu itu masih kurang dari cukup, tapi tidak kurang dari bersyukur. Alhamdulillah…

Seorang remaja dewasa berkepala manusia lulusan SMK, mencoba untuk bisa menghidupi dirinya sendiri. Bersosialisasi dengan orang-orang keren lainnya. Suatu tantangan, namun agak minder juga hehehe. Tapi saya ingat betul Alm. Kakek berpesan: jika kita bawa diri dengan baik, bersikap jujur, Allah akan mudahkan kemanapun dan bersama siapapun langkah kaki pergi.

Betul saja, selain saya dikarunia keluarga yang perhatian, saya juga didekatkan dengan teman-teman kantor yang perhatian juga. Orang-orang keren dengan banyak pengalaman, menularkan nilai-nilai kebaikan. Di kantor pertama ini, yang saya ingat, setiap minggunya selalu ada pengajian. Bukan hanya pembelajaran digital, tetapi belajar kitab suci dengan Pak Ustadz yang selalu melemparkan senyum hangat ketika saya sambut di pintu masuk. Semoga beliau sehat selalu. Aamiin…

Berteman Dengan Sukacita

Saya meyakini bahwa jika kita bisa bersikap jujur, tekun, dan ulet (baca:telaten) di tempat kerja atau dimanapun, akan ada yang suka dan tidak suka. Dan itu normal saja. That’s life. Berteman dengan riang gembira, implikasinya banyak sekali, menumbuhkan semangat kerja, memunculkan ruang-ruang inspirasi di pikiran, seakan tidak ada sekat-sekat yang membatasi, sehingga pekerjaan bisa lebih mudah diatasi, tak terasa hari demi hari bisa dilalui.

Merawat kebaikan dengan kolega kerja gampang-gampang syulit, karena jika membangun ego amat sangat tinggi, susah sekali membuat jembatannya. Bahkan ketika jembatan itu bisa dibangun, belum tentu bisa melewatinya (baca: terhubung). Intinya adalah dengan tetap menjaga jarak aman jika kita tidak tahu landasan pikirannya, itupun balik lagi ke pribadi masing-masing. Apalagi kalau sampai baper-baperan, waduuuh hati-hati yaaa :)

Tetap /pro·fe·si·o·nal/ /profésional/ a 1 bersangkutan dengan profesi;

Hari demi hari saya lewati dengan sukacita, senang sekali bisa banyak belajar dengan tim di kantor pertama ini. Semoga kakak kaka tingkatku ini sehat selalu, Aamiin. Menjadi seorang yang PRO dalam bekerja akan mengorbankan banyak hal, terutama diri sendiri. Hanya kita yang bisa mengukur dan mengatur diri kita. Ketika mampu beradaptasi, melewatinya, dan berkembang menuju versi terbaik, maka semua hal yang dulu kita impikan, sedikit demi sedikit akan terwujud.

Contohnya melihat haru seorang Ibu/Ayah yang bangga mempunyai anak, yang bisa mencapai mimpinya. Bukankah itu pencapaian yang tidak akan bisa dibeli oleh mata uang manapun? Pekerjaan hanya alat. Karir adalah diri kita, keluarga kita, orang-orang yang sayang sepanjang hidup kita. Maka jaga mereka.

Selalu Mawas Diri

Di kantor pertama ini, juga disuguhkan banyak buku-buku bacaan, mulai dari buku-buku tentang seni dan kesenian, sampai buku-buku tentang pengembangan diri. Tak kalah menarik, aktifitas kongkow setelah jam kerja dengan kolega di depan giant screen Bintaro xChange pada waktu itu, merupakan bagian dari mawas diri secara kolektif.

Mawas Diri adalah kunci. Suatu kegiatan memeriksa diri sendiri secara jujur, dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Mengetahui ketidaktahuan, menerimanya, dan menjadikan acuan untuk lebih baik di masa yang akan datang. Daripada sibuk memeriksa kesalahan orang lain? Belum tentu orangnya mau dikoreksi? Harus bisa membedakan, kesalahan yang datangnya dari pribadi sendiri, merugikan dirinya sendiri. Atau kesalahan yang datangnya dari pribadinya sendiri dan atau dari kelompoknya lalu merugikan orang lain? Mana yang lebih ngeri?

Sadar Kuliah

Setelah makan siang, biasanya masing-masing rekan kerja membawa secangkir kopi hangat ke area teras dan taman. Dimana banyak terjadi percakapan, pertukaran pikiran orang-orang keren dengan segudang pengalamannya. Saya yang hanya anak kemarin sore asik sekali menyimak mereka walau hanya sekadar berkelakar maupun membahas ide-ide besar.

Dari semua teman kerja, hanya saya dan sepupu, waktu itu yang belum menempuh perkuliahan, disentil oleh salah tiga teman yang sedang berada di teras. Diingatkan bahwa ‘Mumpung masih muda, engga ada salahnya kuliah sambil kerja’. Make story short, paginya saya berangkat kerja, sorenya saya berangkat ke kampus. Konsisten hingga semester 3. Pindah ke kelas karyawan dari semester 4 sampai lulus.

2013, 2014, 2015

Hidup itu tentang perjalanan. Perjalanan menemukan Ridho-Nya. Mungkin bisa melewati jalan banyak tikungan tajam, melewati jalan lurus-lurus saja, melewati jalan berkerikil, melewati jalan mulus, melewati jalan sempit bahkan lebar. Nikmati saja prosesnya meski proses itu tidak nikmat. Perjalanan di kantor pertama ini saya cukupkan di tahun 2015. Perjalanan mengenal sosok Bang Madi yang selalu ngajak Solat ke Masjid. Perjalanan mengenal sosok Ka Rudi yang menularkan banyak keceriaan, sampai saat menulis ini, sembari membayangkan ketawanya beliau. Mengenal Mas Anggi, sosok yang serius tapi tetap punya rasa humor. Bang FreeFun (baca: Preevan) yang suka sharing banyak hal, meski umur kita terlampau jauh, tapi beliau tetap menyampaikannya dengan ringan. Dan semua tim yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semoga sehat selaluuu :)

Written on March 5, 2023